SERANG, BANPOS- Memasuki November 2021, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memperingatkan publik tentang dampak fenomena La Nina di sejumlah wilayah Indonesia yang potensial terjadi pada akhir 2021 hingga Mei 2022. La Nina berakibat pada meningkatnya curah hujan di wilayah Indonesia dan membuat musim hujan terjadi lebih lama.
Menyikapi hal tersebut, Kapolda Banten IJP Dr. Rudy Heriyanto sejak akhir Oktober 2021 lalu telah memberi warning kepada seluruh personel baik di Polda maupun di Polres jajaran untuk senantiasa siaga menghadapi kontijensi bencana alam. “Personel sudah harus menyiagakan diri menghadapi kontijensi bencana alam, cek kesiapan peralatan dan lakukan pelatihan kepada personel untuk yakinkan secara fisik personel siaga bencana”, tegas Rudy Heriyanto.
Kabidhumas Polda Banten, Akbp Shinto Silitonga juga telah secara masif memberikan himbauan waspada bencana kepada publik melalui konten kreatif di media sosial.
“Beberapa meme himbauan telah kami informasikan kepada publik di media sosial sehingga masyarakat waspada terhadap bencana akibat La Nina,” kata Shinto Silitonga.
Kapolda Banten juga telah menginstruksikan kepada para Kapolres jajaran untuk memetakan wilayah yang potensial terjadi banjir dan tanah longsor.
“Tolong para Kapolres mapping wilayahnya yang potensial terjadi bencana banjir dan longsor, sehingga kita dapat menyusun rencana kontijensi pada daerah rawan bencana tersebut,” kata Rudy.
Terakhir, Kapolda Banten telah menugaskan Karoops Polda Banten Kbp Amiluddin Roemtaat dan para Kapolres untuk melakukan konsolidasi dengan BMKG, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Pemda, Badan SAR dan instansi terkait lainnya dan mempersiapkan semua sumber daya yang dimiliki untuk menghadapi dampak dari fenomena La Nina di wilayah Banten.
“Kami akan segera konsolidasi dengan instansi terkait, diawali secara virtual pada Senin (08/11) mendatang dan dilanjutkan dengan pelaksanaan apel kesiapsiagaan bencana antar instansi,” kata Roemtaat.
Discussion about this post