Hasil pemisahan sampah lalu dikeringkan kemudian masuk proses penggilingan. Sampah itu digilir menyerupai serbuk hitam yang dinamakan bahan bakar jumputan padat.
“Suralaya saja kita membutuhkan 12 juta ton batubara, saya kira satu hari minimal 400 ton kita butuh ini, satu hari 400 ton kita butuh semacam ini, sekarang kan masih sedikit, tapi kita tingkatkan skalanya sehingga nanti kolaborasi yang saling menguntungkan, kotanya bersih, energinya hijau, kemudian masyarakat sejahtera dan sehat,” terangnya.
Diketahui, Co-firing bisa mengurangi CO2 dan tak terjadi efek rumah kaca dari hasil pembakaran. Sehingga, sistem ini bisa disebut sebagai EBT.
Ditempat yang sama, Walikota Cilegon Helldy Agustian mengatakan, pengelolaan sampah di Kota Cilegon diakui masih minim. Pihaknya menargetkan Cilegon nol sampah terlebih pengelolaannya kini dikerjasamakan dengan PLTU Suralaya. “Mudah-mudahan kerjasama ini terus berkelanjutan demi mengurangi atau zero sampah di Kota Cilegon,” tandasnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post