Gejalanya, kata dia, pertama, menteri-menteri dari parpol mulai sibuk mengurusi politik. Baik untuk pemenangan partai di ajang pemilu, maupun memenangkan jagoannya di ajang Pilkada hingga Pilpres.
“Yang dikhawatirkan orang itu, menteri jadi nggak fokus lagi karena sibuk mikirin partainya. Tapi, kita harap tidak seperti itu,” kata Adi, dalam perbincangan dengan Rakyat Merdeka, tadi malam.
Gejala kedua, lebih berat. Ini yang perlu diantisipasi oleh presiden maupun wapres. “Muncul oposisi dari dalam,” sebut Adi.
Pengamat politik Hendri Satrio juga bilang demikian. Pendiri lembaga survei KedaiKOPI ini tak heran kalau kemudian pemerintah keukeuh agar hajatan pemilu diundur ke bulan April-Mei 2024
“Supaya jeda waktu menuju ujung pemerintahan Jokowi (Oktober 2024) lebih sedikit. Mungkin Pak Jokowi ingin agar dia tetap ‘didengar’ setidaknya sampai Mei 2024,” kata Hensat.
Ketua Umum JoMan, Immanuel Ebenezer ikut mengingatkan agar para menteri bekerja secara maksimal dan mahir dalam menerjemahkan keinginan Jokowi. Dia ingin menteri-menteri tak larut dalam isu pemilu 2024.
“Jangan malah sibuk memperkaya diri sendiri tanpa menghiraukan rambu-rambu yang ada, sehingga pada akhirnya merusak citra dan nama baik Presiden Joko Widodo,” ujarnya.
Juru Bicara Kepresidenan, Fadjroel Rachman tidak memungkiri, tahun politik adalah sebuah keniscayaan yang akan dihadapi Kabinet Jokowi-Ma’ruf. Tapi, ia berkeyakinan, Jokowi mampu menjaga ritme anak buahnya agar tetap berperforma baik.
Buktinya, mengomandoi negara di tengah pandemi Covid-19 saja, Jokowi dapat acungan jempol negara lain, apalagi menghadapi tahun-tahun politik.
“Yang jelas, dalam 2 tahun ini saja kelihatan sekali kemampuan presiden dalam menumbuhkan kepemimpinan terkomando dalam penangaman pandemi Covid-19. Saya baru bertemu beberapa Dubes, mereka memuji sekali penanganan Covid-19 di Indonesia. Pemulihan ekonomi kita juga bagus, di triwulan III sudah tumbuh 7 persen,” kata Fadjroel kepada Rakyat Merdeka, tadi malam.
Ia meyakini, presiden tetap menjaga visi-misinya agar tetap dipegang teguh oleh para menteri. Tidak terpengaruh oleh hiruk-pikuk perpolitikan di tahun-tahun politik.“Tentu, selain menjaga visi-misi, presiden kan juga melakukan monitoring, evaluasi,” tutur Fadjroel.(SAR/ENK/RMID)
Discussion about this post