BANPOS, SERANG,-Penataan Situs bersejarah Banten Lama diperlukan kerjasama semua pihak agar pusat Wisata Religi kebanggaan warga Banten tersebut tidak terkesan kumuh dan semerawut dan jangan ada pungutan liar.
“Tadi kita Kajati dan Kadis Perkim sowan ke kasepuhan tentang kelanjutan penataan Banten Lama agar lebih baik lagi. Jangan lagi ada kesan kumuh dan semerawut. Ke depan kita juga berharap jangan lagi ada pungutan liar,” ujar Kajati Banten Reda Manthovani kepada sejumlah wartawan usai kunjungan ke kediaman Kasepuhan Banten Kyai Sadeli, Rabu (6/9).
Reda Mathovani yang juga mantan Kabiro Perencanaan Kejasaan Agung RI ini nampak begitu konsen andil memberikan atensi yang luar biasa agar pusat Wisata Religi tertata bagus jauh dari kesan kumuh.
Selain meninjau langsung ke Banten Lama, ia juga melakukan silaturahmi ke kediaman Kyai Sadeli. Ia mendapat banyak informasi terkait penataan Situs Banten lama dari kasepuhan yang dikunjunginya.
“Menata dan mengelola Banten Lama harus duduk bersama antara Pemprov Banten, Kabupaten dan Kota Serang. Banten Lama sudah bagus. Supaya tidak semerawut dan kumuh harus ada pengelolaan yang baik,” tandas Reda yang didampingi Asintel Adhyaksa Darma Yuliano dan Kadis Perumahan dan Kawasan Permukimsn, Rachmat Rodianto.
Reda juga menekankan agar di Banten Lama jangan ada lagi marak praktek pungutan liar (Pungli). Hal itu harus dirubah dengan pungutan resmi dan menjadi pemasukan daerah dan warga sekitar.
Reda menandaskan pengelolaan dan penataan Banten Lama perlu dilakukan dengan memungut secara resmi satu pintu, sehingga bisa terkontrol pendapatannya untuk operasional dan perawatan.
“Kalau masih ada pungutan liar bisa bahaya. Ini bisa jadi OTT. Makanya kalau ada pengutan masuk dulu ke pengelola supaya menjadi pendapatan daerah, baru bisa dibagi-bagi. Ini kan perlu perawatan gak mungkin kepala dinas terus mengeluarkan dana,” papar Reda.
Menurutnya, pendapatan dari masyarakat yang datang ke Kawasan Banten Lama akan dikelola dengan baik. Uang itu juga akan digunakan untuk tenaga kerja yang akan diberdayakan disana.
Discussion about this post