“Totalnya 1.232 rombel, yang sudah kita kirim sebanyak 232 rombel atau ruangan, sehingga itu kurang 1.000 kelas lagi, tahun 2022 kita akan kirimkan 100 rombel dengan anggaran dana Rp 5 miliar, berarti dalam satu rombel itu dianggarkan sebesar Rp 50 juta untuk kursi dan meja siswa, dengan asumsi perhitungan kerusakan pertahun 10 persen,” terangnya.
Ismatullah juga mengakui, kendati udah diberikan bantuan kursi dan meja sebanyak 100 rombel pada tahun 2022, masih sekitar 900 rombel yang belum terakomodir oleh Dinas Pendidikan.
“Jadi nanti Dinas Pendidikan ditengarai ada meja dan kursi yang rusak pada tahun 2022, memang masih ada 900 rombel yang belum terealisasi,” akunya.
“Keinginan pemerintah pengen mengganti semua, tapi kita mampunya tahun depan itu hanya 100 kelas saja. Berarti dengan seratus kelas penambahan kursi itu, jumlah kursi bagus bertambah sebanyak 323 rombel,” imbuhnya.
Menurut Ismatullah, permasalahan tersebut merupakan kesempatan bagi dunia industri dan dunia usaha yang ada di Kota Cilegon. Dindik Kota Cilegon membuka lebar-lebar CSR industri untuk membantu dunia pendidikan di Kota Cilegon. “Hal tersebut menjadi inspirasi bagi dunia usaha dan industri. Bahwa Dinas Pendidikan juga bisa menjadi sasaran untuk CSR di industri,” ujarnya.
Karena pemerintah belum mampu untuk mengganti secara menyeluruh meja dan kursi yang ada di sekolah-sekolah. “Kalau mau ganti semuanya itu sebesar Rp50 miliar total anggarannya,” tandasnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post