Sementara, Ketua DPRD Kabupaten Lebak, M Agil Zulfikar menyebut, adanya beras bantuan PPKM dari Perum Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang yang menggumpal dan bau busuk justru akan menambah beban psikologis masyarakat di tengah Pandemi Covid-19.
“Saya selaku Ketua DPRD dan Institusi Legislatif Kabupaten Lebak sangat menyayangkan kejadian beras bantuan PPKM yang diterima sejumlah warga Lebak tidak layak konsumsi. Jadi secara pribadi saya katakan itu suatu bentuk penghinaan terhadap masyarakat,” ungkap M Agil.
Karenanya, Ketua DPRD ini sangat menyayangkan kejadian beberapa hari lalu, karena masyarakat di tengah pandemi Covid-19 banyak problem dan persoalan. “Beras bantuan PPKM dari pemerintah itu niatnya adalah untuk membantu meringankan beban masyarakat di tengah pandemi Covid-19,” tutur M Agil.
Kepala Bulog Sub Drivre Lebak-Pandeglang, Wahyudin mengakui, kalau sebanyak tujuh karung di Desa Lebak Parahiang, Kecamatan Leuwidamar kemarin itu dalam kondisi basah.
“Dari 7 karung basah kami ganti. Sebagai antisipasi sebanyak 27 karung yang ada kami ganti semua yang di Lebak Parahiang, Insha Allah beras kami layak,” ujarnya.
Adapun terkait karung beras basah, Sekdes Lebak Parahiang sudah memberikan konfirmasi kaitan masalah ini. “Kaitan beras warna visualnya jelek kalau untuk dimakan kayaknya masih layak, kami udah uji tanak dan kami juga udah coba makan berasnya. Kami mohon maaf atas kami mohon uji kontrolnya perbaikan evaluasi selanjutnya,” katanya.(WDO/ENK)
Discussion about this post