“Kita tetap mempekerjakan juru parkir yang ada, dan KSS menyanggupi menggaji juru parkir dengan UMK Cilegon. Tapi nanti akan ditraining terlebih dahulu selama 3 bulan, dengan gaji Rp1,8 juta,” terangnya.
“Kita juga akan ajukan ke Pak Walikota untuk membuatkan SK (surat keputusan) titik-titik tempat khusus parkir milik pemerintah,” sambungnya.
Uteng menambahkan Pasar Kranggot memiliki lima titik parkir yang tersebar di area pasar, yang akan dikelola oleh 30 jukir. Lanjut dia, saat pengelolaan parkir dilaksanakan nanti, pihaknya akan memberdayakan para jukir tersebut. “Nanti, kami akan berdayakan 30 jukir yang sekarang ada di pasar,” tandasnya.
Sementara itu, salah satu warga sekitar Salim, mengeluhkan adanya pungutan parkir yang diterapkan untuk para pengunjung dan pedagang yang masuk Pasar Kranggot.
Karena selama ini, kata dia, sebelumnya masuk ke area Pasar Kranggot tidak ada pungutan selain parkir di area yang sebelumnya telah ditentukan.
Lebih lanjut ia mengungkapkan, bukan soal nilai uang yang harus dikeluarkan, namun menurutnya jika ada aturan yang mengharuskan setiap pengunjung bayar terlebih dahulu disosialisasikan agar warga tidak kaget dengan ketentuan tersebut. Terlebih saat ini kondisinya sedang serba susah akibat pandemi Covid-19.
“Kondisi sedang susah kaya gini malah masuk pasar suruh bayar. Semua kendaraan dimintain padahal cuma lewat bentar dan kalaupun parkir udah pasti bayar parkir di dalam dong masa ini dimintain lagi,” tutupnya. (LUK/RUL)
Discussion about this post