“Justru banyak nakes terpapar karena berhadapan dengan pasien covid-19 yang tidak jujur. Mereka tidak mengakui terkena covid-19 sehingga nakes mudah terpapar,” kata Masdalina dalam Diskusi Virtual Polemik Ketimpangan Vaksin yang digelar Disasterchannel.co, akhir pekan lalu.
Untuk mengantisipasi terus bertumbangannya nakes, Masdalina menekankan pentingnya program vaksinasi yang tengah digencarkan pemerintah. Menurutnya, meski nakes yang divaksin jumlahnya sudah lebih dari 95 persen, bukan berarti resiko terpapar Covid-19 hilang. Karena, di luar masih banyak masyarakat yang belum tersentuh vaksin.
“Secara total, di Indonesia pemberian vaksin baru mencapai 40 persen dari jumlah yang ditargetkan. Memang dilematis, karena jumlah vaksinnya sendiri memang terbatas,” kata Masdalina.
Dalam diskusi virtual yang sama, terungkap juga kesadaran masyarakat untuk mendapatkan vaksin juga tergolong masih rendah. Bukan hanya nakes, para relawan yang mendorong pemberian vaksin juga kerap menghadapi kendala ketidakpercayaan masyarakat terhadap vaksin.
Seperti disampaikan anggota Forum Perempuan Pandeglang, Isun Suntiah. Dia kerap mendapatkan penolakan warga ketika berbicara soal vaksin. Bahkan, dia seolah bekerja sendiri saat mensosialisasikan vaksin karena kurang mendapat dukungan dari tokoh masyarakat maupun tokoh agama.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Seringkali saya dimarahi, dibilang saya kaya menteri kesehatan, seperti bidan atau kepala puskesmas, padahal saya hanya masyarakat kecil yang ingin masyarakat sehat terhindar dari virus,” kata Isun dalam diskusi.
Isun menyayangkan penerimaan warga, karena saat mensosialisasikan soal vaksin, dirinya merasa mengorbankan keselamatan, karena juga terancam terkena virus. Apalagi, dia tinggal di sebuah kawasan wisata yang cukup popiler, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon, dimana banyak wisatawan datang tanpa mengindahlan protokol kesehatan.(DZH/MUF/LUK/DHE/ENK)