Soal banyaknya nakes yang berguguran selama menangani pandemi, ia tak sampai detil melihat informasi yang masuk melalui aplikasi perpesanan dan media sosial. Ia lebih memilih menjalankan aktivitas yang positif, sehingga tidak terpikirkan kekhawatiran akan dirinya pun ikut tumbang seperti nakes lainnya.
“Makanya saya itu kalau WhatsApp jarang dilihat. Kalau lihat-lihat terus mah, di grup itu banyak sekali informasi berita duka cita seperti itu, jadi down juga jadinya. Makanya kadang-kadang telat lihat informasinya, lebih baik begitu daripada bikin saya down,” katanya.
Dengan banyaknya para nakes di Puskesmas yang terpapar, ia berharap warga di wilayah manapun untuk menaati prokes yang sudah ditentukan. Ia mengaku saat ini banyak kasus meninggal, dan ada juga yang mengusulkan pihak Puskesmas untuk melakukan pemulasaran.
“Kami menyampaikan tidak bisa kalau Puskesmas dijadikan ujung tombak, apalagi di tempat saya kebanyakan perempuan. Kita saja pada tumbang ini,” katanya.
Ia mengaku memang sesuai Permenkes ada aturan tentang memandikan jenazah di Puskesmas. Namun kondisi saat ini tidak memungkinkan untuk melakukan hal itu.
E-Paper BANPOS Terbaru
“Rencana saya akan meminta bantuan dari pihak TRC atau darimana, akhirnya kami memutuskan yasudah kita belajar pemulasaran jenazah, nanti sebagian petugas dari kami, sebagian lagi dari desa,” tandasnya.
Nakes lainnya, Harum Prihanti adalah penyintas Covid-19 yang berhasil sembuh melalui isolasi mandiri. Harum menjelaskan, di tempatnya bekerja dirinya merupakan orang yang pertama kali terpapar. Setelah mengetahui positif temen-temen yang kontak dengannya pun di tracing dalam kurun waktu 14 hari kebelakang.
“Saya kurang tahu pasti dari mana terpapar Covid-19, sebelum positif bolak-balik Tangerang-Cilegon. Saat perjalanan saya sering makan di tempat, ada juga sempat ngumpul bareng temen. Yang pasti ada 9 orang hasil swabnya positif,” katanya soal teman-temannya yang memiliki kontak langsung dengannya.
Harum yang bekerja sebagai PNS di Pemkot Cilegon dan salah satu nakes di RSUD Cilegon ini tak menyangka gejala tipes yang pernah dialami merupakan gejala dirinya terjangkit Covid-19.