Andanda Prasetya yang menjadi moderator diskusi terbatas lalu bertanya kepada narasumber, apakah isu dinasti dan korupsi tidak berpengaruh pada tingkat elektabilitas?
Abdul Hakim kemudian menegaskan, pertanyaan itu sesungguhnya sudah terjawab dengan prediksi tingginya tingkat keterpilihan Ati-Sokhidin.
“Jika diverbalkan kira-kira begini. Isu itu (dinasti dan korupsi, red) secara nyata dipatahkan oleh tingkat elektabilitas yang tinggi itu. Artinya, isu itu nggak nendang. Tidak punya dampak elektoral,” tegasnya.
Alexander Aur Apelaby menambahkan, pemilihan pemimpin publik, seperti pemilihan kepala daerah, kepala pemerintahan pusat, wakil rakyat di parlemen, sungguh absah bila mempunyai legitimsasi demokratis.
Legitimasi demokratis tidak semata-mata berarti warga negara secara bebas masuk dalam bilik pemungutan suara dan memilih calon pemimpin yang mempunyai kapasitas sebagai pemimpin publik, tetapi lebih dari itu adalah legitimasi demokratis juga terwujud dalam partisipasi warga negara bersama wakil rakyat dalam merancang undang-undang atau peraturan daerah.
“Hanya itu kuncinya. Legitimasi itu didasari oleh pilihan warga. Bukan yang lain,” pungkasnya.
Dikusi pun diakhiri dengan sebuah kesimpulan dari Ananda Prasetya bahwa Pilkada Cilegon menarik untuk diikuti karena turbulensi politiknya lumayan keras.(BAR)
Discussion about this post