PANDEGLANG, BANPOS – Pasokan bahan kebutuhan pokok masyarakat di Pasar Badak Pandeglang dalam kondisi normal di awal Juni ini. Namun khusus bawang merah lokal, meski pasokan barang masih berlangsung, tapi jumlahnya berkurang.
Kondisi ini membuat harga bawang merah lokal meroket dari harga normal.
“Harga bawang lokal naik terus, kemarin masih Rp =20 ribu per kilo, sekarang sudah Rp60 ribu per kilo,” kata Aas, pedagang eceran di Pasar Badak, Pandeglang, kepada BANPOS, Kamis (4/6).
Menurutnya, saat Ramadan harga bawang merah lokal di kisaran Rp40 ribu per kilogram. Bahkan sebelum bulan puasa, harga bawang merah hanya Rp 20 ribu per kilogram. Pascalebaran, harga bawang merah lokal mulai melonjak naik.
“Katanya sih pasokan dari petani bawang seperti Brebes agak berkurang, selain itu juga kendalanya dari pengiriman,” ucapnya.
Mengenai harga bawang merah impor, ia mengatakan meski harganya murah yakni di kisaran Rp25 ribu hingga Rp30 ribu per kilogram, namun masyarakat kurang menyukai aromanya.
“Tapi kalau untuk masak lebih enak bawang merah lokal, karena lebih wangi dan enak, itu juga kata pembeli,” jelasnya.
Kenaikan harga bawang merah cukup signifikan juga diakui Saep, pedagang eceran lainnya di Pasar Badak, Pandeglang. Ia menjual bawang merah lokal Rp60 ribu per kilogramnya. Kenaikan sudah terjadi dalam seminggu terakhir.
“Habis Lebaran lah sudah mulai naik. Sekarang di pasar saja sudah Rp58 ribu sampai Rp60 ribu yang kualitas bagus,” bebernya.
Namun, untuk harga komoditi yang lain, Saep menuturkan tidak ada kenaikan harga atau masih stabil bahkan cenderung mengalami penurunan.
“Kalau untuk harga bawang putih, tomat, cabe merah, cabe rawit, bawang bombay, itu tidak mengalami kenaikan, bahkan sebagian harganya ada yang turun,” ungkapnya.
Kontributor harga bahan pokok Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Pandeglang, Nunu membenarkan kenaikan harga bawang merah lokal di Pasar Badak Pandeglang disebabkan oleh beberapa faktor.
“Kenaikan harga bawang merah lokal sudah terjadi pasca-hari raya Idul Fitri kemarin, itu disebabkan oleh gagal panen para petani, baik yang dari Brebes, Cirebon, dan juga Pati, serta kendaraan yang mengirimnya sulit masuk dikarenakan PSBB dan masih banyak lagi,” tandasnya.(MG-02/PBN)
Discussion about this post