DI tengah pandemi Covid-19 seperti saat ini, Dinkes merupakan salah satu instansi yang paling sibuk untuk bekerja. Sebab, memang mereka bekerja untuk kesehatan masyarakat. Apalagi jika menempati posisi sebagai kepala Dinkes.
Begitulah yang dirasakan oleh Kepala Dinkes Kota Serang, Ikbal. Ia yang dulunya merupakan mantri di salah satu kampung di Kota Serang, tidak menyangka bahwa saat dirinya sedang menjabat sebagai Kepala Dinkes, harus berhadapan dengan virus yang sedang menyebar bukan hanya di Kota Serang, bahkan dunia.
Ikbal bahkan mengaku, waktu yang biasanya dapat diisi bersama dengan keluarga, harus direlakan untuk bekerja hingga larut malam. Sebab, berbagai pertemuan maupun komunikasi via telepon selalu saja ada di setiap waktu.
“Yah, sudah pasti waktu saya bersama keluarga itu berkurang. Waktu beristirahat pun berkurang. Tapi ini memang sudah menjadi kewajiban saya dalam menghadapi pandemi Covid-19 ini,” ujarnya kepada BANPOS, Rabu (13/5/2020).
Namun ia tetap bersyukur, karena meskipun waktu bersama keluarganya berkurang, baik istri maupun anaknya tidak ada yang mengeluh. Karena mereka memahami bahwa itu merupakan amanah dari jabatan yang ia emban.
“Selain itu, istri saya juga merupakan orang yang bekerja di kesehatan juga, yaitu bidan. Anak saya pun juga berkecimpung di dunia kesehatan. Jadi mereka memahami, saat inilah saya akan sangat sibuk, karena ini berkaitan dengan kesehatan,” terangnya.
Menurut Ikbal, apabila dirinya menampakkan rasa lelah ataupun rasa takut akan pandemi ini, maka sudah pasti masyarakat juga akan semakin takut. Karena, ia yang merupakan pimpinan instansi terdepan dalam melawan Covid-19 justru menunjukkan rasa takut.
“Makanya, saya akan tetap terdepan dalam melawan Covid-19. Saya selalu sediakan waktu apabila ada masyarakat ataupun rekan-rekan media yang ingin menanyakan perihal Covid-19. Tapi kalau tidak terjawab, mohon maaf. Karena terkadang saya juga harus melepas diri dari telepon, seperti ketika sedang rapat,” ucapnya.
Ia pun bercerita, akibat dari pandemi Covid-19 ini kegiatannya dalam mengajar salah satu instansi pendidikan pun harus rela untuk ditinggalkan.
Discussion about this post