SERANG, BANPOS – Pemilik toko bangunan Harapan Bersama yang disebut merupakan tempat pasien positif Covid-19 bekerja angkat bicara. Yohanes, pemilik toko bangunan tersebut membantah bahwa karyawanannya yang berinisial D terpapar Covid-19 dari toko miliknya.
Sementara itu, keluarga pasien mengaku kurang mendapatkan informasi yang maksimal dari pihak rumah sakit. Hal ini dikarenakan informasi yang didapat oleh mereka tidak jelas dan tidak cepat.
“D itu benar karyawan saya. Dia itu terakhir masuk Sabtu 15 Maret 2020 lalu. Tanggal 17 Maret istrinya kirim kabar melalui WhatsApp bahwa nggak masuk karena sakit panas,” ujar Yohanes, Jumat (10/4).
Yohanes menuturkan bahwa D merupakan sopir yang bertugas mengantar bahan bangunan bersama seorang karyawan lain yang bertindak sebagai kenek.
“Dia bukan pelayan tapi sopir. Dia jarang masuk dalam toko, paling keneknya kalau ada kiriman apa, keneknya dia ambil surat pengambilan,” katanya.
Yohanes menerangkan bahwa pihak keluarga pada tanggal 27 Maret mengabarkan kepada dirinya jika mereka membawa D ke RS Budi Asih.
“Sebelumnya disarankan ke Biomed. Namun karena ada BPJS supaya ada keringanan biaya dibawa ke Budi Asih. Jadi bukan dibawa ke Budi Asih dalam kondisi lemas dan dalam posisi perawatan,” kata dia.
Setelah tiba di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RS Budi Asih, pasien pun langsung mendapat penanganan. Namun sayangnya, keluarga pasien tidak mendapat penjelasan memadai mengenai kondisi pasien. Sebab pada saat itu diagnosis yang disampaikan bahwa D mengalami tipus.
“Tanggal 28 Maret saya memberi sesuatu (bantuan biaya) ke istrinya. Dia datang ke toko saya. Kata istrinya bilang kalau suaminya tipus, itu penjelasan dari pihak rumah sakit,” jelas Yohanes.
Pada malam harinya, pasien dipindahkan ke kamar perawatan ditemani sang istri. Namun pada tengah malam, pihak rumah sakit meminta pasien dirujuk ke RSU Banten malam itu juga.
Sang istri diminta menandatangani berkas persetujuan dan diminta segera menyelesaikan biaya pengobatan.
“Karena istrinya tidak bawa uang akhirnya menelpon sang kakak (R) untuk menyelesaikan biaya pengobatan,” kata Yohanes.
Discussion about this post