Total 72 pertandingan dijalaninya bersama klub berjuluk The Blues itu dengan catatan 1,65 poin per pertandingan bisa didapatnya.
Selain angka tersebut, capaian prestisius juga bisa didapat Gullit kala itu ialah membawa Chelsea menjadi juara Piala FA 1996/97. Terbilang sukses bersama Chelsea, klub Liga Inggris lainnya Newcastle United terpincut memakai jasa pria yang identik dengan rambut gimbal itu sebagai manajer.
Sayang, bersama Newcastle United, Gullit hanya mampu bertahan dalam 45 pertandingan atau sekitar satu musim. Tanpa satupun gelar yang bisa diberikan.
Tak bisa berbuat banyak bersama Newcastle, Ruud Gullit sempat vakum lama dalam dunia kepelatihan. Hingga akhirnya, pada Juli 2004, klub besar belanda, Feyenoord menunjuknya sebagai manajer.
Namun, lagi-lagi hanya semusim, pria berkewarganegaraan Belanda-Suriname itu akhirnya harus angkat koper. Dalam catatan rata-rata poin 1,81 dari 43 pertandingan. Kembali vakum selama sekitar dua tahun, Gullit mencoba peruntungan di Amerika Serikat bersama LA Galaxy.
Tetapi bukannya lebih baik, catatan mengecewakan didapat Gullit. Sehingga hanya mampu bertahan selama 19 pertandingan, sebelum akhirnya kembali vakum. Baru di musim 2010/11, atau tepat di bulan Januari 2011, klub asal Rusia Terek Grozny mempercayakan dirinya menjadi manajer kembali.
Tetapi, itu juga hanya selama sekitar lima bulan atau dalam 13 pertandingan. Tak pernah lagi berkarier di dunia kepelatihan selepas dari Terek Grozny . Nama Ruud Gullit baru kembali terlihat pada Juni 2017 ini.
Bersama Dick Advocaat, Gullit dipercaya dalam struktur kepelatihan dalam jabatan assistant manager selama lima bulan. Sejak saat itu, nama Ruud Gullit tak pernah lagi terlihat sebagai pelatih maupun manajer di berbagai tim sepak bola. Sebelum akhirnya kini dibidik PSSI sebagai salah satu kandidat pelatih Timnas Indonesia. (RUL/NET)
Discussion about this post