“Sehingga memang hasil produksi batik hanya berbasis cap dan tulis saja. Selain itu, saya berharap Batik Krakatoa dapat lebih dikenal tidak hanya di Cilegon tapi di seluruh Indonesia dan luar negeri serta dapat dijadikan menjadi salah satu tujuan untuk menacari buah tangan khas Cilegon maupun Banten,” pungkasnya.
Senada dikatakan, Owner Batik Krakatoa Hany Seviatry menjelaskan, dengan hadirnya Batik Krakatoa Cilegon ini tidak hanya menjadi salah satu kebanggan bagi kalangan pemerintahan dan masyarakat Cilegon, tapi juga Indonesia dan dunia. Saat ini, Batik Krakatoa Cilegon memiliki sekitar 60 motif.
Diantaranya motif sate bandeng, sate bebek cibeber, masjid agung cilegon, batik rampag bedug, batik pelabuhan merak. “Motif yang terbaru batik landmark Cilegon, dan yang terlaris batik corak rampag bedug. Dalam sebulan Batik Krakatoa memproduksi sekitar 70 picis,”ujarnya.
Bahan-bahan yang digunakan bervariasi mulai dari bahan sutra, catun primis, fiskos, dobi, dan sutra ATBN. Semua bahan ini diambil dari daerah Pekalongan dan batik ini harga yang ditawarkan mulai dari Rp120 ribuan sampai Rp1 jutaan.
Sampai saat ini pemasaran Batik Krakatoa tersebut sampai ke daerah Tangerang dan Batam. Dalam waktu dekat akan diperkenalkan ke daerah Jambi.
Ia berharap, di tengah zaman yang modern, Batik Krakatoa selalu memberikan inovasi terbaru. “Ini dikarenakan agar masyarakat tidak bosan dengan batik itu sendiri sehingga dengan begitu batik krakatoa akan terus bertahan,” tandasnya.
Untuk diketahui, harga batik krakatoa mulai dari Rp 140 ribu sampai Rp 1,5 juta. Untuk batik cap ukuran 2 meter dengan bahan katun primis dibanderol Rp 140 ribu, untuk bahan doby kisaran harga Rp 170 ribu sampai Rp 220 ribu.
Untuk batik tulis harganya antara Rp 700 ribu sampai Rp 1,5 juta. Sementara untuk bahan sutra dibanderol Rp 550 ribu dan bahan ATBM (Asli Tenun Bukan Mesin) Rp 750 ribu. (LUK/RUL)
Discussion about this post